Bencana alam atau konflik seringkali meninggalkan jejak kerusakan fisik yang parah, namun dampaknya pada kesehatan mental masyarakat, khususnya trauma pasca bencana, kerap kali terabaikan. Palang Merah Indonesia (PMI) memahami bahwa pemulihan sejati melampaui pembangunan fisik, melainkan juga melibatkan penyembuhan luka batin. Oleh karena itu, PMI secara aktif berupaya membangun resiliensi mental masyarakat, membantu mereka bangkit dari keterpurukan psikologis dan membangun kembali kehidupan dengan semangat baru.
Tim Dukungan Psikososial (DPS) PMI adalah tulang punggung dalam misi penting ini. Mereka adalah para relawan yang telah dilatih khusus untuk memberikan pertolongan pertama psikologis (PFP) dan dukungan lanjutan kepada individu atau kelompok yang terdampak. Pada tanggal 18 Juni 2025, setelah insiden banjir bandang melanda sebuah desa di Sumatera Barat, tim DPS PMI segera diterjunkan. Mereka tidak hanya memberikan dukungan emosional langsung, tetapi juga membantu mengidentifikasi individu-individu yang menunjukkan gejala trauma pasca bencana yang lebih serius, seperti kecemasan berlebihan, gangguan tidur, atau depresi. Pendekatan mereka dilakukan secara humanis, mendengarkan tanpa menghakimi, dan menciptakan ruang aman bagi korban untuk mengekspresikan perasaan mereka.
Anak-anak dan remaja menjadi perhatian khusus dalam program pemulihan psikologis PMI. Mereka adalah kelompok yang sangat rentan terhadap dampak trauma pasca bencana, yang dapat menghambat perkembangan dan kesejahteraan mereka di masa depan. PMI mendirikan “Ruang Ramah Anak” di lokasi pengungsian atau pusat komunitas, tempat di mana anak-anak dapat bermain, belajar, dan berinteraksi dalam lingkungan yang positif. Melalui aktivitas seni, permainan terapeutik, dan cerita interaktif, tim relawan membantu anak-anak memproses pengalaman traumatis mereka dengan cara yang sehat. Pada sebuah lokakarya yang diadakan di kantor PMI Provinsi Jawa Timur pada hari Senin, 21 Juli 2025, seorang koordinator tim DPS menyampaikan bahwa melalui metode ini, banyak anak-anak menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan mereka untuk mengatasi emosi negatif dan kembali berinteraksi dengan teman sebaya.
Selain intervensi langsung, PMI juga fokus pada penguatan kapasitas komunitas dalam menghadapi trauma pasca bencana. Mereka menyelenggarakan pelatihan dasar dukungan psikososial bagi masyarakat umum, tokoh adat, tokoh agama, dan aparat setempat, termasuk perwakilan dari Kepolisian Sektor (Polsek) setempat yang turut hadir pada pelatihan di suatu kecamatan di Aceh pada tanggal 5 Mei 2025. Tujuannya adalah agar masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar untuk saling mendukung dan mengenali tanda-tanda trauma pada diri sendiri dan orang lain. Pendekatan berbasis komunitas ini sangat efektif karena melibatkan mereka yang paling memahami konteks sosial dan budaya di wilayah masing-masing, memastikan dukungan yang relevan dan berkelanjutan.
Upaya PMI dalam membangun resiliensi mental masyarakat pasca bencana merupakan investasi jangka panjang bagi kesehatan dan kesejahteraan bangsa. Dengan menyediakan dukungan psikologis yang tepat, PMI tidak hanya membantu individu bangkit dari keterpurukan, tetapi juga memperkuat ketahanan psikologis komunitas secara keseluruhan, memungkinkan mereka untuk pulih lebih cepat dan lebih kuat menghadapi tantangan di masa depan.