Palang Merah Indonesia (PMI) memiliki jejak sejarah yang mengakar kuat di berbagai wilayah, termasuk di provinsi Riau. Upaya kemanusiaan di sini adalah Warisan Riau yang tak ternilai harganya, mencerminkan komitmen panjang terhadap pelayanan sosial. Jejak PMI di Riau sejalan dengan perkembangan organisasi Palang Merah Nasional sejak masa kemerdekaan Indonesia.
Sejarah pendirian Palang Merah di tingkat nasional dimulai pada 17 September 1945, hanya sebulan setelah proklamasi. Semangat untuk memiliki organisasi kemanusiaan mandiri mendorong para tokoh bangsa. Gerakan ini kemudian menyebar ke seluruh pelosok negeri, membentuk fondasi yang kuat.
Di Riau, inisiatif untuk membentuk cabang Palang Merah lokal segera muncul. Wilayah yang kaya akan sumber daya alam ini juga rentan terhadap bencana, seperti banjir dan kebakaran hutan. Kebutuhan akan bantuan kesehatan yang terorganisir menjadi sangat mendesak.
PMI di Riau aktif terlibat dalam operasi kemanusiaan yang beragam. Pada masa konflik atau kerusuhan, mereka berperan netral, memberikan pertolongan tanpa memandang pihak yang bertikai. Aksi ini menegaskan prinsip-prinsip dasar Palang Merah yang universal.
Selain tanggap darurat, PMI Riau fokus pada pelayanan darah. Mereka mengelola Unit Donor Darah (UDD) yang menjadi tulang punggung penyediaan stok darah di provinsi tersebut. Kesukarelawanan warga Riau dalam donor darah menunjukkan tingginya kesadaran sosial.
Program-program pencegahan dan kesiapsiagaan bencana di Riau merupakan prioritas. Mengingat ancaman bencana asap akibat kebakaran lahan, PMI secara rutin melakukan sosialisasi dan mendistribusikan alat pelindung diri. Ini bagian dari upaya menjaga Warisan Riau dari kerusakan lingkungan.
PMI Riau juga aktif dalam pembinaan relawan muda melalui Palang Merah Remaja (PMR). Mereka mendidik siswa-siswi dengan keterampilan kepalangmerahan dan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan begitu, semangat pengabdian ini terus diwariskan dari generasi ke generasi di Riau.